Menjaga Masjid Menjaga Masyarakat Dari Radikalisme (2)

Esai Addarori Ibnu Wardi

Percaya atau tidak, mereka bahkan mengadakan diskusi di masjid, sementara kita yang merasa paling Islam malah memilih alam terbuka bahkan ke cafe-cafe. dan prilaku begini, sudah dikritik oleh seorang sahabat Ongky Arista Ujang Arisandi dalam tulisannya beberapa waktu yang lalu. Semakin ngeri lagi, mereka juga sering membuat pameran literasi diteras masjid hingga amperan kampus. Saya? orang yang bolak-balik baca buku "Aksi Massa" tulisan Tan Malaka, tidak bisa menangkap apa itu dasar gerakan, yakni "Cerdaskan dulu masyarakat (Massa), maka mereka akan bergerak sendiri".

Kesalahan orang seperti saya adalah, saya terlalu sibuk mencari Literasi dari buku saku hingga 10 kitab utama tafsir yang paling kuat (Kalau saya gak paham tafsir), lalu mendebat di Medsos atau di dunia nyata kalau mereka itu salah. Sementara, untuk 'bersaing' merebut peran mereka yang justru lebih bersentuhan langsung dengan masyarakat, enggan. Saya mungkin lupa, dulu Baghdad menjadi kota 1001 malam karena masjid tidak hanya menjadi alarm salat, tapi fungsinya tempat untuk berdakwah, berdiskusi, bahkan Perpustakaan. Teringat cerita K. Ahmad Madzkur Awab beberapa waktu lalu, pengalaman sekolah di Mekkah, justru katanya banyak guru besar mengajar.di Masjidil haram. Seharusnya ini menjadi pelajaran bagi saya dalam menerapkan konsep Aksi Massa.

Belum lagi, pembawaan mereka yang begitu kalem, justru membuat mereka lebih bisa diterima oleh Massa, dari pada saya yang selalu sok tau dan menyalah-nyalahkan mereka. Hebatnya, ketika memamerkan koleksi perpus mereka, koleksinya dari buku Nasionalisme, Sosialisme, hingga liberalisme. Buku Agama? Jangan ditanya lagi. dan dengan entengnya mereka akan bicara. Baca Buku ini, lalu bandingkan dengan buku ini (Literatur mereka yang asli), menurut kalian, mana yang paling benar? Sedangkan mereka, serius saya, mereka jamak yang bicara begini malah tidak paham Fiqih dasar tentang perbedaan antara Suci dan Bersih, Najis dan Kotor.Hebat kan?

Pengikut mereka banyak Lulusan SMA yang jelas-jelas banyak yang minim dasar keagamaannya. Dengan penampilan yang serba tertutup, dengan mudahnya mereka mudah untuk mendoktrin kader-kader baru. Tidak usah njlimet, cukup bilang ini haram, ini halal, menyikapi ini sabar, tawakkal dsb, anak-anak yang masih hangat-hangatnya menjadi Mahasiswa akan ikut dengan mereka. satu lagi, Mereka berjanji akan 'memberi' surga.!

bersambung
  1. Menjaga Masjid Menjaga Masyarakat dari Radikalisme (1)
  2. Menjaga Masjid Menjaga Masyarakat Dari Radikalisme (2)
  3. Menjaga Masjid Menjaga Masyarakat Dari Radikalisme (3)
  4. Menjaga Masjid Menjaga Masyarakat Dari Radikalisme (4)